Sumber: dokpri
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang sangat kaya dengan potensi wisata alam dan budaya, serta sejumlah keunikan potensi wisata lainnya, yang selama ini belum dikelola secara maksimal untuk tujuan wisata. Menyadari akan hal itu, Gubernur NTT sejak dilantik pada tanggal 5 September 2018 sangat fokus pada pengembangan dan promosi potensi pariwisata NTT.
Salah satu potensi yang luar biasa adalah keragaman tenun ikat khas NTT. Tenunan NTT memiliki pesona tersendiri dengan motif yang beragam serta mengandung nilai budaya yang tinggi.
Tenunan khas NTT ini sudah cukup terkenal hingga ke mancanegara dan sering mengikuti event-event internasional. Salah satu event tersebut adalah Paris Fashion Week dengan tema Women Empowerment, pada 3 Maret 2018, yang mengikutsertakan 18 busana berpotongan coat, tenun NTT dari tiga kabupaten, Rote, Alor, dan Sabu mewakili budaya Indonesia.
Keikutsertaan dalam event ini dipimpin langsung oleh Ibu Julie Sutrisno Laiskodat, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT (diantimur.com, 26/02/2018)
Sehubungan dengan upaya promosi tenun tersebut, Dekranasda NTT terus aktif menyelenggarakan berbagai upaya. Salah satu di antaranya adalah Festival Tenunan Sarung Khas NTT, pada Sabtu, 2 Maret 2019 di area Car Free Day, sepanjang Jl. Eltari, depan Kantor Gubernur NTT.
Festival ini diselenggarakan dengan dua tujuan utama: (1) agar warga NTT memupuk rasa memiliki dan rasa cinta terhadap produk khas NTT; dan (2) sebagai bentuk mempromosikan sarung tenunan khas Flobamora (diantimur.com, 26/02/2018).

Acara ini dimulai dari jam 06.00 WITA dan disemarakkan dengan penggunaan pakaian sarung tenun khas NTT berbagai motif. Ribuan peserta yang hadir berasal dari unsur masyarakat umum dan aparatur pemerintah. Unsur TNI dan Polri juga turut meramaikan acara ini.
Salah satu acara yang banyak menyedot perhatian peserta festival maupun masyarakat umum yang hadir saat itu adalah penampilan para peragawan/wati dengan tenunan khas NTT yang mempesona para para pengunjung sebagaimana terlihat pada beberapa gambar dokumen pribadi (dokpri) yang termuat dalam artikel ini.
Sumber: dokpri, fashion show tenun khas NTT, Kupang, 2 Maret 2019.
Selanjutnya diharapkan melalui festival tenun khas NTT ini dapat meningkatkan rasa bangga terhadap tenun khas tersebut serta memacu semangat usaha dari para pengrajin. Selanjutnya dapat menggenjot ekonomi rumah tangga dan kesejahteraan keluarga pengrajin yang bersangkutan.

Motif dan ukuran yang beragam dapat memanjakan pelanggan utk memilih sesuai selera. Selain itu harganya pun berkisar antara Rp 150.000,- hingga jutaan rupiah, sehingga dapat disesuaikan dengan isi kantong pelanggan.
Bahkan juga tersedia tenunan dengan harga di bawah Rp 150.000,- yang ukurannya lebih kecil, dan cukup baik dijadikan sebagai buah tangan bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke NTT. Perbedaan harganya ditentukan oleh perbedaan ukuran, bahan dan kualitas tenunan.
Produk tenun khas NTT ini dapat diperoleh pada beberapa pusat oleh-oleh khas NTT atau dibeli secara langsung dari para penjual jalanan maupun di pasar-pasar tradisional di NTT. Bagi pelanggan di luar NTT dapat mengakses melalui toko-toko online dan media sosial, terutama di facebook.

Terkait dengan keragaman dan pesona motif tenunan khas NTT, salah satu penenun memohon agar motif khas NTT itu tidak dijiplak oleh industri tekstil. Menurutnya, ia sering menemukan tekstil yang bermotif khas NTT. Ia juga mengharapkan adanya penanganan terhadap hal ini.

Artikel ini pernah dimuat pada Kompasiana: https://www.kompasiana.com/daudamaratod/5c7a3395c112fe557653893c/keragaman-tenun-khas-ntt-yang-mempesona
mendukung kebijakan pemimpin daerah untuk ASN berpakaian daerah 3 x seminggu, hanya usul saja jgn 2 hari bersarung, tapi hari selasa saja, jumat pakaian olah raga saja
SukaSuka
Ya… itu ini usulan yg patut dipertimbangkan.
Pakaian olah raga, pada saat olah raga to… hehehe… yakni: jam 7 sampai jam 9 atau 10 pagi. Setlah itu, ASN kembali berpakaian dinas lagi. Ya bisa berpakaian seragam ASN secara nasional (keki) atau seragam daerah berupa pakaian adat atau tenun daerah.
SukaSuka
Kita bersyukur jadi warga NTT yg terdiri dari berbagai Suku dan Budaya….
Apresiasi juga buat Bapak Gubernur yg membuat Pergub setiap Minggu kita ASN Pem Prov menggunakan Tenunan NTT asli…👍👍
SukaSuka
Ya betul, ibu. Dgn berpakaian adat tsb, diharapkan dpt menumbuh semangat cinta budaya, sbg suatu bentuk promosi wisata & dapat meningkatkan pendapatan para pengrajin tenun NTT. 👍👍👍
SukaSuka
Mantap betul budaya ntt memang keren tiada duanya apalagi tenunx yg sangat beragam dari 1 kabupaten saja bisa beragam motif tenunnya itulah kehebatan ibu2 ntt yg penuh dengan kreatifitas dan keindahan dan siapun yg mengenakannya akan terlihat cantik dan ganteng serta terpancar kewibawaan dan keanggunan karena mereka menenunannya dengan hati yg tulus jujur bertanggungjawab serta penuh ketelitian sehingga menghasilkan lembaran selimut tenunan nan indah mempesona mari mencintai karya budaya tenun ikat NTT karna orang yang menghargai dirinya adalah orang yang menghormati dan mencintai budayanya
SukaSuka
Ya betul sekali, ibu. Memang ibu2 perajin tenun di NTT itu luar biasa. 👍👍👍
SukaSuka